Media Cetak

Iwan Fals Yang Selalu Menangis Saat Adzan (bag 2)- Majalah Editor 1990

Ini adalah lanjutan dari post sebelumnya (Potret Kegelisahan Iwan Fals). Masih di scan dari majalah yang sama, Editor terbitan 28 April 1990. Pada bagian ini Ibu Iwan Fals bercerita mengenai anaknya. Tentang keberanian Iwan Fals di masa kecil, perasaan kaget setelah tahu anaknya mengamen, perasaan bangga setelah Iwan Fals terkenal dan sebagainya. Dilengkapi foto-foto ekslusif Iwan Fals saat kecil.


Ibu Lies: "Saya nggak percaya. Sebab setiap orang itu ceritanya Iwan, Iwan dan Iwan. Saya bilang pada mereka, saya ini nggak punya anak yang namanya Iwan. Lha, dia 'kan namanya Tanto...?"
 
Silahkan klik gambar untuk memperbesar, dan selamat membaca.


 
 
 
 

Potret Kegelisahan Iwan Fals (bag 1) - Majalah Editor 1990

Satu lagi artikel tentang Iwan Fals yang di-scan dari majalah Editor terbitan 28 April 1990. Disini Iwan Fals tampil sebagai cover dan setengah isi majalahnya didominasi tulisan tentang Iwan Fals.

Artikel yang bercerita mengenai kesuksesan Iwan Fals bersama SWAMI, pendapat orang tentang Iwan Fals dan banyak lagi.

Dokumentasi digital dari majalah ini kami bagi menjadi dua bagian post.


Iwan Fals : "Gitarku lebih keras dari TANK, dan lebih lembut dari SUTERA yang terhalus sekalipun...!"

Klik gambar untuk memperbesar, dan selamat membaca...




 
 
 
 

Iwan Fals dan Kelompok Amburadul 1979

Ini adalah foto kelompok Amburadul tahun 1979 yang hanya membuat 1 (satu) album rekaman berjudul Amburadul / Perjalanan / 3Bulan. Tampak foto Iwan Fals dan kelompok Amburadul sedang mengamen di sebuah restoran.

Amburadul adalah salah satu kelompok musik pertama Iwan Fals sebelum dia bersolo karir yang menghasilkan album Sarjana Muda yang terkenal dengan lagu Oemar Bakri di tahun 1981. Setelah Iwan Fals bersolo karir, maka Amburadul tidak terdengar lagi dan personil lainnya memiliki grup masing-masing yaitu Demokratik, Exsamasist dan D'Bourest.

Belakangan di tahun 2010 salah satu lagu Amburadul ciptaan Totok Gunarto berjudul Bencana Alam yang dinyanyikan Iwan Fals dalam album Perjalanan menuai protes dari pencipta lagunya. Sebab Iwan Fals pada tahun 2009 kerap menyanyikan lagu ini di Televisi dan dianggap tanpa meminta ijin dari pencipta lagunya (Totok Gunarto). Lagu Bencana Alam ada di dua album yang berbeda, yaitu di album Perjalanan (vokal Iwan Fals) dan di album kedua Demokratik berjudul Diploma terbitan Musica Studio tahun 1981 (vokal Toto Gunarto).



Personil AMBURADUL
1. Iwan Fals
2. Totok Gunarto (Group Demokratik)
3. Helmie (Group Exsamasist)
4. Bambang Bule (Group Exsamasist dan D'Bourest)

Foto ini di scan dari Majalah Senang 1990.
Sekedar mendigitalisasi berita kertas.


cover album Perjalanan(1979) dan album Demokratik-Diploma(1981)

-------------------------------------------------------

Artikel pelengkap...


DEMOKRATIK - DIPLOMA
PRODUKSI MUSICA STUDIO 1981

Ini merupakan album kedua dari Demokratik. Sebelumnya pernah mengeluarkan album berjudul MERPATI. Musiknya gak jauh seperti album Amburadul [PERJALANAN - IWAN FALS].

Kok begitu.. sebab Toto adalah jebolan dari grup itu. Bahkan Lagu Bencana Alam dinyanyikan oleh Toto sendiri sebagai pencipta, aransemen nya hampir sama. Bunyi-bunyian Flute lebih kental di album ini.

Demokratik digawangi oleh :
1. Don Gunarto
2. Toto Gunarto
3. Slamet Gunarto
4. Kamal Husen Kasimun

Tamu-tamu :
1. Ire resdiana :vocal
2. Uche Lastri : vocal, keyboard
3. Wiend : Drum, gitar listrik
4. Danes item : operator
5. Boy L : Bass

Lagu dalam album ini :

SISI A
1. Diploma[Don G] Ire, Don, Toto, Slamet G
2. DR Gozzi[Toto G] Toto G
3. Dibalik Zamrud Khatulistiwa[Toto G] Ire, Don, Toto, Slamet G
4. Bencana Alam[Toto G] Toto G
5. Jerat[Don G] Don G
6. Senandung Seorang Kelana[Don G] Uchelastri

SISI B
1. Resah Sang Pendeta[Toto G] Toto G
2. Perjalanan[Don G] Don G
3. Nista[Slamet G] Slamet G
4. Paman Bertongkat Putih[Don G] Don, Toto, Slamet G
5. Untuk Seorang Putri[Toto G] Ire, Don, Toto, Slamet G

 

Bangkitnya Iwan Fals - Majalah Hai Mei 1998

Ini adalah artikel tentang Iwan Fals yang di scan dari majalah Hai edisi 19 Mei 1998. Ini merupakan rangkaian dari artikel sebelumnya yang telah saya post. Dalam tulisan ini diberitakan Iwan Fals 'undur diri' dari keramaian karena merasa gerah menjadi sorotan dan kaget menerima konsekuensi kebintangannya. Dia merasa dituntut untuk berpikir, bersikap dan berkata sesuai dengan keinginan publik. Dan akhirnya Iwan Fals bangkit kembali dengan penampilan baru yang sangat jauh dari kesan garang yang identik dengan dirinya.(sb)

Selamat membaca. Klik gambar untuk memperbesar.

 
 
 

Iwan Fals: Perang Saja Yang Belum - Majalah Hai Mei 1998

Ini adalah wawancara dengan Iwan Fals yang saya scan dari majalah Hai edisi 19 Mei 1998. Wawancara ini dilakukan setelah Iwan Fals pindah kerumah barunya di Leuwinanggung (rumah sekarang). Wawancara ini ada dalam satu majalah dengan artikel yang telah saya post sebelumnya yaitu tentang tampilnya kembali Iwan Fals setelah enam tahun absen didepan publik. Dalam wawancara ini Iwan Fals mengaku kehabisan uang dan bersedia tampil kembali didepan publik karena kebutuhan materi, juga tentang konflik dengan Musica yang merupakan cikal bakal Iwan Fals lepas dari perusahaan itu membentuk manajemen pribadi seperti sekarang. Selebihnya silahkan baca sendiri. (sb)

Klik image untuk memperbesar.

 
 
 

Iwan Fals Ngamen Lagi - Majalah Hai Mei 1998

Ini adalah artikel yang di scan dari majalah Hai edisi 19 Mei 1998. Berisi tentang tampilnya kembali Iwan Fals setelah enam tahun absen didepan publik. Iwan Fals tampil pada acara "I Like Monday", di Hard Rock Cafe Jakarta, 11 Mei 1998. Iwan Fals mengaku mau tampil di cafe karena bayarannya besar. Dia lagi butuh uang saat itu.

Acara di cafe ini tanpa promosi, alasan pihak penyelenggara adalah faktor keamanan dan takut diserbu penggemar Iwan Fals. Maka penampilan Iwan Fals ini mayoritas justru ditonton oleh bukan fans beratnya. (sb)

Selamat membaca. Klik gambar untuk memperbesar.

 
 
 

Rumah Iwan Fals Akan Digusur?

Sepuluh tahun silam Iwan Fals mulai menempati rumah di Leuwinanggung dengan harapan jauh dari keramaian kota dan terhindar dari penggusuran. Akan tetapi dugaan itu meleset. Kini bagian rumah di Desa Leuwinanggung Cimanggis Depok itu terancam digusur.

Silahkan baca beritanya dengan klik image dibawah ini yang di scan dari Tabloid Bintang/962/III/Okt/09.

Rumah Iwan Fals di Leuwinanggung banyak menyimpan sejarah. Setiap bagian tempat itu penuh kenangan berharga bagi siapa saja yang pernah mengunjunginya. Kalau penggusuran ini terjadi (meskipun tidak seluruhnya) tentu meninggalkan kekecewaan.

Teringat bait dari lagu Iwan Fals tentang penggusuran yang berjudul Ujung Aspal Pondok Gede:

Sampai saat tanah moyangku... tersentuh sebuah rencana dari serakahnya kota...
Terlihat murung wajah pribumi... terdengar langkah hewan bernyanyi...

Hmmm.. apapun yang akan terjadi nanti, tentu saja Allah SWT akan selalu memberikan yang terbaik bagi Iwan Fals dan seluruh penggemarnya.
Dan sekalian saya titip salam disini, "Semoga menjadi HAJI mabrur, Pak Tanto dan Mbak Yos!". (SB)

Klik gambar untuk memperbesar.

Tabloid Bintang/962/III/Okt/09 - di scan oleh Is 'Hio' Ariyanto
 
 
 
 

Iwan Fals Dan Tom Slepe di Vista 1984

Sebuah artikel yang di-scan dari majalah Vista tahun 1984, dimana perbedaan sudut pandang kritik antara Iwan Fals dan Tom Slepe.

Artikel ini menceritakan dimana Iwan Fals pernah diinterogasi aparat di Pakanbaru selama 12 hari karena menyanyikan dua lagu berjudul "Mbak Tini " dan "Demokrasi Nasi", lagu yang diciptakan tahun 1975 dan sering dibawakan di Jakarta. Serta Tom Slepe yang diinterograsi gara-gara menyanyikan lagunya yang berisi kesenjangan antara pengusaha dan pegawai, serta pencurian diperusahaan dalam suatu konser di pabrik semen.

"MOTIVASI SAYA DENGAN IWAN BERBEDA TERNYATA. KALAU IWAN MENDASARI SEMUA ITU PADA MODE DAN DUIT. KALAU SAYA DENGAN SIKAP..!", demikian TOM

"BICARA SIKAP MEMANG GAMPANG, TETAPI SULIT MEMBUKTIKANNYA..!", demikian sahut IWAN.

Namun yang jelas, meski kedua duanya berbeda pendapat. Namun kehadiran mereka dipangung masih dianggap musuh oleh pemerintah. (untuk masa itu - red)

Klik gambar untuk memperbesar


Tom Slepe adalah penyanyi jalanan yang namanya mulai dikenal sejak Lomba Musik Humor yang juga diikuti Iwan Fals. Lagu-lagu Tom Slepe juga kerap diselipkan dalam album yang mengatas namakan Iwan Fals seperti dalam album Canda Dalam Nada, dua buah lagu Tom ada disana. Tom juga sealiran dengan Iwan dalam menulis lirik-lirik bertema sosial dan kritis. Namun dalam perjalanan karirnya, nama Tom Slepe makin tenggelam dan nasibnya tidak seberuntung Iwan Fals.
 
 
 

 

Gonjang Ganjing Manajemen Iwan Fals - Artikel Dari News Musik Maret 2002

Dokumentasi artikel Iwan Fals yang di scan dari majalah News Musik edisi Maret 2002. Artikel yang berisi tentang hadirnya manajemen Iwan Fals yang saat itu dianggap membatasi ruang gerak Iwan Fals. Manajemen ini mengatur seperti boleh tidaknya Iwan Fals diwawancarai wartawan bahkan bertemu fansnya sendiri dari ormas OI. Juga menentukan tempat manggung dan tentu saja jumlah honor yang dimintanya. Lalu popularitas Iwan Fals yang selangit menjadikan egonya begitu tinggi sehingga manajemen seakan mempunyai dua jendral. Artikel yang ditulis oleh wartawan musik dan entertainment Bens Leo ini terbit menjelang album Iwan Fals yang berjudul Suara Hati beredar.

Silahkan klik gambar untuk memperbesar.


 
 

Iwan Fals Ingin Punya Presiden Dengan Rasa Malu 

Pernyataan ini diucapkan Iwan Fals didepan korban, keluarga korban dan pejuang hak asasi manusia yang hadir pada Aksi Sosial Solidaritas untuk JSKK (Jaringan Solidaritas Korban untuk Keadilan) di kantor KONTRAS (Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan), Jakarta, Senin 25 Mei 2009. Di kantor Kontras ini Iwan Fals 'ngamen' sebagai bagian dari rencana konser bulanan di Leuwinanggung (rumah Iwan Fals) pada hari Sabtu, 30 Mei 2009 dengan tema Panji Panji Demokrasi.
Berikut dokumentasi yang di scan dari koran Kompas edisi 27 Mei 2009 beserta artikel dan foto-foto ekslusif dari vivanews.com.

kompas 27 Mei 2009 (koleksi dOel) - Klik untuk memperbesar

Pentas di Kontras, Mata Iwan Fals Berkaca-kaca

Iwan Fals menanamkan kebenaran kepada anaknya, termasuk almarhum Galang.

Ismoko Widjaya, Aries Setiawan - Senin, 25 Mei 2009, 14:46 WIB

VIVAnews - Penyanyi balada senior, Iwan Fals, menyumbangkan empat lagu bagi korban pelanggaran Hak Asasi Manusia atau HAM. Iwan Fals merasa satu nasib dengan para keluarga korban pelanggaran HAM yang ditinggalkan.

"Yang salah harus dibenarkan, saya selalu menanamkan kepada anak-anak saya, termasuk Galang (almarhum). Dalam hal ini, kita senasib," kata Iwan Fals di Kantor Kontras, Jalan Borobudur, Jakarta Pusat, Senin, 25 Mei 2009.

Maka itu, Iwan pun sangat menyambut baik adanya lembaga sejenis Kontras yang kerap membela korban-korban pelanggaran HAM. Apalagi, Kontras merupakan lembaga yang memiliki kekuatan untuk memperjuangkan keadilan. "Ini buat saya sejatinya membuat hidup," ujar dia.

Aksi sosial solidaritas ini digelar Jaringan Solidaritas Korban untuk Keadilan atau JSKK. Ketua JSKK, Suciwati, juga hadir dalam acara ini. Selain itu, hadir pula istri dari Iwan Fals, Rosana yang biasa disapa Mbak Yos, dan putrinya, Cikal.

"Ya memang hitam, ya memang merah. Antara warna-warna itu, kami sebagai keluarga merindukan keteduhan dan kedamaian. Hukum harus ditegakkan, untuk apa ada sekolah-sekolah hukum kalau kasus-kasus hukum tidak pernah tuntas," kata Iwan Fals dengan mata yang berkaca-kaca.

Suciwati pun menyinggung soal kandidat calon presiden dan calon wakil presiden yang dinilai tak bersih dari pelanggaran HAM. "Capres-cawapres kita berlumuran darah. Revolusi yang ditinggalkan orang-orang tercinta, demokrasi, dan reformasi, saat ini masih dibajak," kata Suciwati.

Acara ini digelar dalam rangka konser bulanan panji-panji demokrasi. Usai menyatakan sikap, Iwan Fals pun tak lupa membawakan empat buah lagu. Para penonton dan peserta yang hadir pun sangat antusias mendengar lagu-lagu yang dinyanyikan Iwan Fals. • VIVAnews

------------------
Iwan Fals Pentas di Kontras

Penyanyi balada senior, Iwan Fals, menyumbangkan empat lagu bagi korban pelanggaran Hak Asasi Manusia atau HAM saat hadir dalam rangka konser bulanan panji-panji demokrasi di Kantor Kontras, Jalan Borobudur, Jakarta, Senin (25/5). Foto-foto : VIVAnews/Tri Saputro



Empat buah lagu yang dinyanyikan Iwan Fals di kantor Kontras ini adalah Satu-Satu, Untukmu Negeri, Karena Kau Bunda Kami, dan Pulanglah.
 

 

Iwan Fals : Pemimpin Indonesia Mestinya Berusia 35 - 45 Tahun - Tempo 2008

Dokumentasi artikel wawancara dengan Iwan Fals yang di scan dari koran Tempo edisi Minggu, 12 Oktober 2008. Menurut Iwan Fals, pemimpin Indonesia mestinya berusia 35-45 tahun jangan lebih.

Kenyataannya sekarang sudah ditetapkan 3 pasang calon Presiden dan calon Wakil Presiden untuk bertarung dalam pemilihan Presiden 2009. Dan tidak satupun dari mereka yang masuk dalam kriteria usia yang diharapkan Iwan Fals.

Jusuf Kalla : lahir 15 Mei 1942 = 67 tahun
Wiranto :
lahir 4 April 1947 = 62 tahun

SBY :
lahir 9 September 1949 = 60 tahun
Boediono :
lahir 25 Februari 1943 = 66 tahun

Megawati :
lahir 23 Januari 1947 = 62 tahun
Prabowo Subianto :
lahir 17 Oktober 1951 = 58 tahun

Tapi siapapun pemenangnya dan bagaimana nanti hasil kerja mereka yang terpilih, kita semua tentu berharap Indonesia menjadi lebih baik dari sekarang.

Berikut hasil scan artikel dari koran Tempo. Klik gambar untuk memperbesar.

 
 

Artikel Iwan Fals di tabloid Citra 1994

Dokumentasi artikel Iwan Fals yang di scan dari tabloid Citra, edisi No.240/V/31 Oktober - 6 November 1994. Sebuah wawancara dengan Iwan Fals tentang penampilannya di Jepang, pencekalan dan Sawung Jabo. Hasil scan apa adanya, selamat membaca.

Klik gambar untuk memperbesar.


 
 

 

Artikel Iwan Fals di Tempo 2004

Dokumentasi artikel wawancara dengan Iwan Fals yang di scan dari majalah Tempo, 9 Mei 2004. Wawancara yang dilakukan setelah album Manusia Setengah Dewa dirilis. Album tersebut mencatat penjualan sebanyak 150 ribu copy hanya dalam waktu satu bulan sejak diedarkan. Wawancara ini juga berisi mengenai Pemilu 2004, pencekalan, introgasi aparat tentang lagu mbak Tini, sikap tentara, peluang Iwan Fals menjadi Presiden RI dan sebagainya.

Klik gambar untuk memperbesar.



 
 
 
 

Konser Cinta Damai Iwan Fals - Artikel Dari Majalah Vista TV 1999

Dokumentasi artikel Iwan Fals yang di scan dari majalah Vista TV. Konser Iwan Fals yang bertajuk 'Konser Cinta Damai' pada tanggal 6 Mei 1999 di Fashion Cafe Jakarta. Lokasi dipenuhi para penggemar Iwan Fals meski konser ini tidak dipublikasikan secara luas. Pada konser ini Iwan Fals berpenampilan 'bersih' dan trendy.

Klik gambar untuk memperbesar.


Majalah Vista TV 1999 - koleksi dOel

 
 

 

Iwan Fals Tidak Mau Jadi Presiden - Artikel Iwan Fals di Majalah Film 1996

Dokumentasi artikel yang di scan dari majalah Film tahun 1996. Artikel ini setelah launching album Pemanjat bersama Trahlor. Dalam tulisan ini Iwan Fals mengungkapkan kalau dia tidak mau menjadi presiden Republik Indonesia. Dan pernyataan ini sampai sekarang masih sering dilontarkan Iwan Fals seiring suasana politik menjelang pemilu, menjawab pertanyaan dan harapan banyak orang yang menginginkan dia menjadi pemimpin negeri ini.

Klik gambar untuk memperbesar.



 

Artikel Iwan Fals dan Kantata Takwa di Hai Juli 1998

Dokumentasi artikel Iwan Fals yang di scan dari majalah Hai edisi 21 Juli 1998. Sebuah artikel wawancara dengan Iwan Fals setelah konser bersama Kantata Takwa Samsara pada 6 Juli 1998 di parkir timur Senayan Jakarta yang berakhir dengan kerusuhan. Disini Iwan Fals menanggapi peristiwa tersebut dari sudut pandangnya.
Peristiwa konser yang berujung kerusuhan ini, juga direkam dan diedarkan dalam album berjudul "Konser Akbar Kantata Takwa Samsara - Peristiwa Senayan 6 Juli 1998 - Live Recording" produksi dari AIRO.
Klik gambar untuk memperbesar.

 
 
 
 
 
 

Tidak ada komentar: